Isnin, 28 Februari 2011

Methodologi Pengajaran Agama Islam

Metodologi berarti ilmu tentang metode, sementara metode berarti cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan.  Berdasarkan etimologi tersebut, Metodologi Pengajaran Agama Islam adalah ilmu yang membahas cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan pengajaran Agama Islam untuk memudahkan pelaksanaan pengajaran agama Islam guna mencapai tujuan yang ditentukan.  Dalam pengertian ini Metodologi Pengajaran Agama Islam merupakan suatu cabang ilmu tentang mengajar.

Ilmu tentang mengajar disebut didaktik.  Dalam mengajar, guru tidak hanya dituntut untuk menanamkan pengetahuan dan kecakapan kepada pelajar tetapi juga mendorong terjadinya proses belajar.  Oleh sebab itu, didaktik adalah ilmu yang membahas tentang kegiatan proses mengajar yang menimbulkan proses belajar.

Didaktik dibedakan menjadi didaktik umum dan didaktik khusus.  Didaktik umum membahas prinsip umum dalam mengajar dan belajar.  Maka persoalan-persoalan yang berkenaan dengan tujuan mengajar, bagaimana terjadinya proses belajar pada pelajar, bagaimana agar murid dapat dengan mudah menerima bahan pelajaran, dan lain-lain merupakan topik bahasan di dalam didaktik umum.  Sementara itu, didaktik khusus membahas cara-cara guru menyajikan bahan pelajaran kepada pelajar.  Pembahasan dimaksudkan untuk mencari cara penyajian yang cepat dan tepat.  Didaktik khusus disebut juga dengan metodik.

Cara-cara yang digunakan guru dalam mengajar ada yang dapat diterapkan kepada semua bahan pelajaran dan semua sekolah; ada pula yang berlaku khusus untuk suatu bahan pelajaran, seperti agama dan bahasa.  Ilmu yang membahas cara-cara pertama disebut metodik umum.  Sedangkan yang membahas cara-cara kedua  disebut metodik khusus.  Dari pembagian terakhir inilah diperoleh Metode Khusus Pengajaran Agama Islam atau Metodologi Pengajaran Agama Islam.  Persoalan-persoalan yang dibahas di dalamnya terutama meliputi rencana pelajaran (kurikulum), bentuk pengajaran, jalan pelajaran, alat pelajaran dan evaluasi.

Keberhasilan atau kegagalan guru dalam menjalankan belajar mengajar.  Seringkali dijumlai seorang guru yang berpengetahuan luas tetapi tidak berhasil dalam mengajar hanya karena tidak menguasai metode mengajar.  Itulah sebabnya, metode mengajar menjadi salah satu objek bahasan yang penting di dalam pendidikan.  Metodologi Pengajaran adalah disiplin yang membahas objek tersbeut.  Karenanya, mempelajari metodologi pengajaran menjadi salah satu prasyarat dalam profesi keguruan.

Ada anggapan bahwa untuk menjadi guru tidak perlu mempelajari metode mengajar, karena kegiatan mengajar bersifat praktis dan alami; siapa pun dapat mengajar asalkan memiliki pengetahuan tentang apa yang akan diajarkan.  Dari pengalamannya, orang kelak akan dapat meningkatkan kualitas pengajarannya.  Memang ada orang yang kebetulan dapat mengajar dengan baik tanpa mempelajari metode mengajar, tetapi ada pula yang juga kebetulan tidak dapat mengajar dengan baik karena tidak mempelajarinya. 

Pada dasarnya guru-guru ”kebetulan” itu bersandar kepada pengalaman pribadinya di dalam mengajar.  Pada dasarnya pula, metodologi pengajaran merupakan hasil pengkajian dan pengujian terhadap pengalaman yang tidak lagi kebetulan, tetapi pengalaman yang mempunyai kebenaran berdasarkan metode ilmiah.  Dengan demikian, metodologi pengajaran jauh lebih memberikan kemudahan kepada guru dalam menjalankan tugas mengajar.  Disamping itu, ilmu pengetahuan dan orientasi pendidikan di zaman sekarang mengalami perkembangan yang pesat.  Hal ini menuntut guru unruk memperkaya diri dengan ilmu pengetahuan dan orientasi pendidikan yang baru serta metode-metode mengajar yang sesaui dengan perkembangan baru tersebut.

Keberadaan metodologi pengajaran menunjukkan pentingnya kedudukan metode dalam sistem pengajaran.  Tujuan dan isi pengajaran yang baik tanpa didukung metode penyampaian yang baik dapat melahirkan hasil yang tidak baik. Atas dasar itu, pendidikan Islam menaruh perhatian yang besar terhadap masalah metode.

Allah SWT berfirman dalam Al-Quran Surah Al-Baqarah ayat 256 yang artinya:  “Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); Sesungguhnya Telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, Maka Sesungguhnya ia Telah berpegang kepada buhul tali yang amat Kuat yang tidak akan putus. dan Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui.”

Firman Allah SWT tersebut secara  eksplisit tengah berbicara mengenai kebebasan beragama.  Namun secara implisit prinsip kebebasan itu juga mengisaratkan suatu prinsip-prinsip belajar, yakni prinsip pengubahan tingkah laku dari tidak beragama Islam menjadi beragama Islam.  Sebagaimana terlihat, prinsi yang hendaknya digunakan bukan pemaksaan, melainkan membuka wawasan untuk mengadakan perbandingan, sambil memberikan motivasi mengemukakan keuntungan yang akan diperoleh dari menempuh jalan yang benar.  Dan masih banyak lagi Firman Allah SWT yang lain yang memberikan contoh tentang bagaimana menggunakan metode pengajaran agama Islam.

Dalam Sunah Rasulullah SAW terdapat banyak petunjuk pengajaran, baik mengenai prinsipnya maupun bentuk metodenya.  Umpamanya, didalam hadits yang diriwayatkan oleh al-Bukari di bawah ini.

Diriwayatkan dari Anas dari Nabi SAW. Bahwa beliau bersabda, ”Hendaklah kaliam mempermudah dan jangan mempersulit, serta hendaklah kalian memberi kabar gembira dan jangan membuat orang lari.”

Diriwayatkan bahwa Abdullah (Ibn Mas’ud) biasa mengajari orang-orang pada hari Kamis.  Kemudian seseorang berkata kepadanya, ”Wahai Ayah Abdurrahman, sungguh aku suka apabila Anda mengajari kami setiap hari.”  Dia menjawab, ”Aku tidak berbuat demikian karena aku khawatir membuat kalian bosan, dan karenanya aku memperlihatkan waktu dalam menasihati kalian sebagaimana Nabi SAW memperhatikan waktu dalam menasihati kami karena khawatir membuat kami bosan.” (Muttafaqun ’alaih)

Membuat orang merasa mudah, senang, dan tidak bosan dalam belajar sebagaimana dikemukakan hadits di atas merupakan prinsip-prinsip pengajaran dan pembelajaran.  Prinsip-prinip tersebut dikaji di dalam metodologi pengajaran untuk dikembangkan dalam bentuk metode pengajara.

Sumber Bacaan:
Departemen Agama RI, 2002, Metodologi Pendidikan Agama Islam, Ditjen Kelembagaan Agama Islam. Jakarta

Tiada ulasan:

Catat Ulasan